Burung Hantu: Musuh Alami Untuk Menekan Populasi Hama Tikus.
Populasi tikus yang terus meningkat menjadi sebuah ancaman yang harus mulai dipertimbangkan oleh petani. Meningkatnya populasi tikus yang semakin tak terkendali, adalah karena semakin berkurangnya jumlah pemangsa tikus di alam. Ular misalnya, populasi ular saat ini sudah sangat berkurang yang diakibatkan oleh ulah manusia sendiri.
Para petani masih memilih cara yang dianggap mereka lebih praktis untuk menekan populasi tikus yang telah merugikan banyak petani. Penggunaan racun tikus dan obat-obatan kimiawi lainnya, masih menjadi pilihan utama bagi para petani. Padahal dengan penggunaan racun tikus dan obat-obatan ini justru akan berdampak pada pencemaran lingkungan sekitarnya.
Populasi tikus yang terus meningkat menjadi sebuah ancaman yang harus mulai dipertimbangkan oleh petani. Meningkatnya populasi tikus yang semakin tak terkendali, adalah karena semakin berkurangnya jumlah pemangsa tikus di alam. Ular misalnya, populasi ular saat ini sudah sangat berkurang yang diakibatkan oleh ulah manusia sendiri.
Para petani masih memilih cara yang dianggap mereka lebih praktis untuk menekan populasi tikus yang telah merugikan banyak petani. Penggunaan racun tikus dan obat-obatan kimiawi lainnya, masih menjadi pilihan utama bagi para petani. Padahal dengan penggunaan racun tikus dan obat-obatan ini justru akan berdampak pada pencemaran lingkungan sekitarnya.
Selama ini penggunaan racun tikus dan obat-obatan kimiawi masih dianggap belum efektif untuk membasmi hama tikus. Petani beranggapan bahwa tikus adalah hewan yang cerdik, karena itu tikus mampu belajar dari pengalaman atau belajar dari apa yang dialami temannya. Dan jika penggunaan racun tikus dan obat-obatan kimiawi dilakukan dalam jumlah yang besar oleh petani, maka dampak yang ditimbulkan justru akan merugikan petani sendiri. Karena tercemarnya lingkungan di sekitarnya.
Saat ini di beberapa daerah sudah dimulai sebuah inisiasi pengendalian hama tikus menggunakan predator alami burung hantu. Burung hantu menjadi pilihan karena kemampuannya untuk memangsa tikus dalam jumlah yang banyak. Selain itu, penggunaan burung hantu juga dianggap lebih efisien daripada menggunakan racun tikus dan obat-obatan kimiawi yang diproduksi pabrik. Karena burung hantu akan hidup dan berkembangbiak secara alami tanpa harus ada pemeliharaan yang khusus dari petani.
Burung hantu yang paling banyak dimanfaatkan petani sebagai pemangsa tikus alami adalah jenis Tyto Alba. Burung hantu yang memiliki sifat beraktivitas dan mencari makan di malam hari, atau disebut sebagai hewan nocturnal. Memiliki kemampan untuk memangsa tikus hingga lima ekor dalam semalam, bahkan bisa lebih. Ketika populasi tikus di sekitarnya banyak, burung hantu akan banyak membunuh tikus walaupun tidak akan dimakan semuanya, hanya mematikan tikus saja.
Sebagai hewan yang beraktivitas pada malam hari, burung hantu memiliki kemampuan mendengar suara tikus hingga jarak 500 meter lebih. Karena itu burung hantu tetap efisien digunakan sebagai predator alami tikus, walaupun berada pada lahan/sawah yang luas sekali pun. Hanya saja untuk memanfaatkan burung hantu, petani harus menyediakan atau membuatkan sarang buatan untuk burung hantu. Karena burung hantu tidak membuat sarangnya sendiri, burung hantu lebih sering menggunakan sarang-sarang burung lain yang sudah ditinggalkan. (nick)